Kamis, 11 Agustus 2011

RAMADHAN: BULAN TAUBAT


Pertama-tama perlu penulis sampaikan, tulisan ini tidak menekankan bahwa taubat hendaknya dilakukan di bulan Ramadhan. Karena, pada dasarnya pelaksanaan taubat itu sesegera mungkin setelah kita berbuat salah. Ramadhan dikatakan bulan taubat --dan tentunya kita juga dianjurkan untuk bertaubat-- lebih karena pada bulan ini Allah SWT. banyak memberikan limpahan ampunan bagi hamba-hamba-Nya. Sehingga bulan ini pun dapat disebut sebagai bulan ampunan.
Mengawali tulisan ini (Ramadhan: Bulan Taubat), ada dua hal, yang saling terkait, yang perlu digarisbawahi. Kedua hal tersebut adalah Ramadhan dan Taubat. Yang pertama berhubungan dengan moment. Sementara yang kedua berhubungan dengan perbuatan salah.
Berbicara mengenai Ramadhan, kita tidak bisa menafikan keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh bulan ini, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Di antara penjelasan Rasulullah yang berkaitan dengan keutamaan tersebut adalah, “Apabila tiba bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu” (HR. Muslim). "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini" (HR. al-Thabrani).
Rasulullah juga bersabda: "Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu berfirman (kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam. "Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau, 'Tidak. Namun ovang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya" (HR. Ahmad). “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari).
Sementara ketika kita berbicara mengenai taubat, hal pertama yang terbayang adalah kesalahan. Secara normatif setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Tak seorangpun di dunia ini yang mampu menghindarkan diri dari berbuat salah, bahkan seorang rasul sekalipun. Rasulullah sendiri mengakui hal tersebut. Kemudian Rasulullah memberikan penegasan bahwa: “Sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dan taubat ini harus dilakukan sesegera mungkin. “… dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya ia dapat menghapuskannya …” (HR. Tirmidzi). Begitu Rasulullah mengingatkan. Di sinilah letak kaitan antara perbuatan salah dengan taubat.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bulan Ramadhan merupakan moment yang sangat tepat untuk bertaubat dan memohon ampunan pada Allah, karena di bulan ini ampunan Allah akan diberikan kepada siapa saja yang mau memohon. Bahkan dosa-dosa kecil kita terampuni dengan sendirinya begitu kita ikhlas menjalankan puasa di bulan ini. Sementara bagi kita yang pernah berbuat dosa besar seperti membunuh orang, mabuk, berjudi, berzina, mencuri dengan nominal yang besar, mendurhakai kedua orang tua, dan lain-lain, dan belum bertaubat, sekaranglah saatnya untuk bertaubat, karena bertaubat di bulan ini --kalau boleh penulis katakan-- pasti diterima, dan dosa kita pasti diampuni. Sementara bagi yang sudah bertaubat, sekarang saatnya untuk meningkatkan taubatnya.
Begitu juga kita yang merasa belum banyak amal baiknya serta masih rendah tingkat kepatuhannya kepada Allah, marilah sekarang kita tingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Janganlah kesempatan meraih surga yang telah dibuka ini kita lewatkan begitu saja. Dan jangan pula kita buka kembali pintu neraka yang telah ditutup dengan mengulang kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu. Semoga kita mendapatkan kemenangan. Wa Allahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar