Ada beberapa langkah dalam
mengumpulkan data hasil belajar. Langkah-langkah
tersebut antara lain: pelaksanaan tes, pengoreksian dan pemberian skor.
Pelaksanaan tes bisa ditempuh melalui tes tertulis dan tes lisan dan tes
tindakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tes
tertulis:
1.
ruangan harus tenang.
2.
soal baru boleh dikerjakan ketika waktu telah
tiba.
3.
pengawas harus menjaga ketenangan dan ketertiban
ujian.
4.
pengerjaan soal harus dihentikan ketika waktu
telah habis.
5. pengisian berita
acara tentang (selama) tes berlangsung.
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan tes lesan antara lain:
1. mempertahankan
situasi tes (jangan berubah menjadi diskusi).
2. tidak boleh membentak
peserta tes ketika jawaban yang diberikan salah.
3. tidak boleh membantu
peserta tes dalam menjawab dengan alasan apapun.
4. pertanyaan dan
jawaban hendaknya telah disiapkan sebelum ujian dilaksanakan.
5. penyekoran dengan
teliti, di akhir setiap pertanyaan.
6. Alokasi waktu setiap
peserta per item harus sama.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan tes tindakan antara lain:
1. tester harus mengamati dengan
cermat cara yang ditempuh testee dalam menyelasaikan tugasnya.
2. tester tidak boleh berbicara atau
berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi testee dalam melaksanakan tugas
tersebut.
3. hendaknya telah tersedia pedoman
pengamatan yang memuat hal-hal yang harus diamati dan skor masing-masing.
Setelah tes dilaksanakan, langkah pengumpulan data berikutnya adalah
pengoreksian hasil tes. Dalam pengoreksian ini, berbeda antara tes tertulis,
tes lesan dan tes tindakan. Dalam tes tertulis, berbeda pula antara tes dalam
bentuk obyektif dengan bentuk essay. Beberapa teknik dalam mengoreksi soal obyektif antara lain:
1. kunci berdampingan (strips
kays)
Caranya: letakkan kunci
jawaban berjajar dengan lembar jawaban yang akan diperiksa. Cara ini cocok
untuk mengoreksi jawaban yang ditulis dalam bentuk menurun (ke bawah)
sebagaimana bentuk B-S
2. menggunakan karbon (carbon
system keys)
Caranya: kunci jawaban diletakkan
di atas lembar jawaban yang sudah ditumpangi karbon.
3.
kunci sistem tusukan. (prinpik
system keys)
Caranya: letakkan kunci jawaban di atas tumbukan lembar-lembar jawaban,
kemudian pilihan yang benar ditusuk.
4. kunci berjendela.
(window keys)
Caranya: dengan melubangi
kunci jawaban, yakni pada jawaban yang benar kemudian ditaruh di atas lembar
jawaban satu persatu.
5. Menggunakan mika
(transparan)
Caranya: kunci jawaban yang
telah difotokopi pada mika (transparan) ditaruh di atas lembar jawaban anak, satu
persatu.
Setelah
selesai dikoreksi, selanjutnya dilakukan penyekoran. Tiap-tiap macam tes memiliki rumus
sendiri-sendiri. Rumus untuk jenis soal true-false adalah:
Rumus tanpa
denda:
S = R x Wt
Rumus dengan
denda
S : Skor
R (Right) :
jawaban yang benar
W (Wrong) :
jawaban yang salah
Wt (Weight) :
bobot
Rumus untuk multiple choice
Rumus tanpa denda:
S= ∑ R x Wt
Rumus dengan denda:
Rumus untuk matching type
S= ∑ R x Wt
Rumus untuk completion type
S= ∑ R x Wt
Memberi skor essay:
Ada
dua metode dalam memeriksa kemudian memberi skor terhadap hasil tes dalam
bentuk essay:
1)
Metode analisis (analytical
method): suatu cara menilai dengan menyiapkan sebuah model jawaban, di mana
jawaban tersebut dianalisis
menjadi beberapa step atau element dan setiap step atau element diberi skor
tertentu.
2)
Metode mensortir: digunakan untuk
memberi skor terhadap jawaban-jawaban yang tidak dibagi-bagi menjadi
element-element. Jawaban-jawaban siswa dibaca secara keseluruhan. Setelah itu
diletakkan pada sebuah tumpukan, yang diklasifikasikan menjadi
tumpukan-tumpukan: baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali. Ada
baiknya pembacaan dilakukan dua kali. Setelah itu barulah masing-masing
tumpukan diberi skor sesuai dengan klasifikasi.
Beberapa
langkah untuk menjaga reliabilitas dan obyektifitas tes, baik pemberian skor
menggunakan metode analisa maupun sortir:
1.
sebelum menskor, siapkan terlebih
dahulu sebuah model jawaban. Tentukan berapa jumlah skor untuk tiap-tiap item.
2. tidak boleh melihat
identitas jawaban.
3. memeriksa jawaban
anak-anak secara item demi item.
Teknik Pengoreksian atau Pemeriksaan terhadap
Tes Lesan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan dalam memeriksa (dan kemudian menilai) dalam tes lesan:
1. Kelengkapan jawaban
yang diberikan testee.
2. Kelancaran testee
dalam menjawab.
3. Ketepatan jawaban
yang diberikan testee
4. Kemampuan testee
dalam mempertahankan jawaban. Artinya apakah testee menjawab dengan yakin atau
tidak.
5. Berapa persen testee
mampu menjawab pertanyaan yang sukar, sedang dan mudah.
Teknik Pengoreksian dan Pemeriksaan
terhadap Tes Perbuatan
Pada tes perbuatan ini tester harus telah
menyediakan daftar tindakan yang harus diamati (kemudian dinilai) yang mana
masing-masing tindakan tersebut disertai dengan skor. Contoh pengamatan dalam
shalat:
No.
|
Unsur yang
diamati (dinilai)
|
Skor
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
2
3
4
|
Takbir
Rukuk dan bacaannya
I’tidal dan bacaannya
Sujud dan bacaannya
dan seterusnya
|
|
|
|
|
|
Kunci jawaban dan kunci skor untuk tes
bentuk uraian (essay test)
Sebelum menyusun sebuah tes uraian
sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu pokok-pokok jawaban yang kita kehendaki.
Dengan demikian, maka akan mempermudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.
Tidak
ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian. Jawaban yang kita peroleh
akan sangat beragam, berbeda dari satu siswa ke siswa lain. Langkah-langkah
untuk menentukan standar jawaban:
1)
Membaca jawaban pertama dari
seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban. Dengan membaca seluruh jawaban,
kita dapat memperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikan siswa
secara keseluruhan.
2)
Menentukan angka untuk soal
pertama tersebut. misalnya jika jawabannya lengkap diberi angka 5, kurang
sedikit diberi angka 4, begitu seterusnya sampai kepada jawaban yang paling
minim jika jawabannya meleset sama sekali.
3) Memberikan angka bagi
soal pertama.
4) Membaca soal kedua
dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilajutkan dengan
pemberian angka untuk soal kedua.
5) Mengulangi
langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes ketiga, keempat, dan seterusnya
hingga seluruh soal diberi angka.
6) Menjumlahkan
angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk tes bentuk uraian.
Trima kasih ilmunya dpt menanmbah wawasan saya. manto
BalasHapus