Minggu, 25 November 2012

LANGKAH PENGUMPULAN DATA HASIL BELAJAR



Ada beberapa langkah dalam mengumpulkan data hasil belajar. Langkah-langkah tersebut antara lain: pelaksanaan tes, pengoreksian dan pemberian skor. Pelaksanaan tes bisa ditempuh melalui tes tertulis dan tes lisan dan tes tindakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tes tertulis:
1.      ruangan harus tenang.
2.      soal baru boleh dikerjakan ketika waktu telah tiba.
3.      pengawas harus menjaga ketenangan dan ketertiban ujian.
4.      pengerjaan soal harus dihentikan ketika waktu telah habis.
5.      pengisian berita acara tentang (selama) tes berlangsung.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan tes lesan antara lain:
1.      mempertahankan situasi tes (jangan berubah menjadi diskusi).
2.      tidak boleh membentak peserta tes ketika jawaban yang diberikan salah.
3.      tidak boleh membantu peserta tes dalam menjawab dengan alasan apapun.
4.      pertanyaan dan jawaban hendaknya telah disiapkan sebelum ujian dilaksanakan.
5.      penyekoran dengan teliti, di akhir setiap pertanyaan.
6.      Alokasi waktu setiap peserta per item harus sama.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan tes tindakan antara lain:
1.   tester harus mengamati dengan cermat cara yang ditempuh testee dalam menyelasaikan tugasnya.
2.  tester tidak boleh berbicara atau berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi testee dalam melaksanakan tugas tersebut.
3.   hendaknya telah tersedia pedoman pengamatan yang memuat hal-hal yang harus diamati dan skor masing-masing.
Setelah tes dilaksanakan, langkah pengumpulan data berikutnya adalah pengoreksian hasil tes. Dalam pengoreksian ini, berbeda antara tes tertulis, tes lesan dan tes tindakan. Dalam tes tertulis, berbeda pula antara tes dalam bentuk obyektif dengan bentuk essay. Beberapa teknik dalam mengoreksi soal obyektif antara lain:
1.      kunci berdampingan (strips kays)
Caranya: letakkan kunci jawaban berjajar dengan lembar jawaban yang akan diperiksa. Cara ini cocok untuk mengoreksi jawaban yang ditulis dalam bentuk menurun (ke bawah) sebagaimana bentuk B-S
2.      menggunakan karbon (carbon system keys)
Caranya: kunci jawaban diletakkan di atas lembar jawaban yang sudah ditumpangi karbon.
3.      kunci sistem tusukan. (prinpik system keys)
Caranya: letakkan kunci jawaban di atas tumbukan lembar-lembar jawaban, kemudian pilihan yang benar ditusuk.
4.      kunci berjendela. (window keys)
Caranya: dengan melubangi kunci jawaban, yakni pada jawaban yang benar kemudian ditaruh di atas lembar jawaban satu persatu.
5.      Menggunakan mika (transparan)
Caranya: kunci jawaban yang telah difotokopi pada mika (transparan) ditaruh di atas lembar jawaban anak, satu persatu.
Setelah selesai dikoreksi, selanjutnya dilakukan penyekoran. Tiap-tiap macam tes memiliki rumus sendiri-sendiri. Rumus untuk jenis soal true-false adalah:
Rumus tanpa denda:
S = R x Wt
Rumus dengan denda
S                      : Skor
R (Right)         : jawaban yang benar
W (Wrong)      : jawaban yang salah
Wt (Weight)    : bobot
Rumus untuk multiple choice
Rumus tanpa denda:
S= ∑ R x Wt      
Rumus dengan denda:
 
Rumus untuk matching type
S= ∑ R x Wt
Rumus untuk completion type
S= ∑ R x Wt

Memberi skor essay:
Ada dua metode dalam memeriksa kemudian memberi skor terhadap hasil tes dalam bentuk essay:
1)       Metode analisis (analytical method): suatu cara menilai dengan menyiapkan sebuah model jawaban, di mana jawaban tersebut dianalisis menjadi beberapa step atau element dan setiap step atau element diberi skor tertentu.
2)       Metode mensortir: digunakan untuk memberi skor terhadap jawaban-jawaban yang tidak dibagi-bagi menjadi element-element. Jawaban-jawaban siswa dibaca secara keseluruhan. Setelah itu diletakkan pada sebuah tumpukan, yang diklasifikasikan menjadi tumpukan-tumpukan: baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali. Ada baiknya pembacaan dilakukan dua kali. Setelah itu barulah masing-masing tumpukan diberi skor sesuai dengan klasifikasi.
Beberapa langkah untuk menjaga reliabilitas dan obyektifitas tes, baik pemberian skor menggunakan metode analisa maupun sortir:
1.      sebelum menskor, siapkan terlebih dahulu sebuah model jawaban. Tentukan berapa jumlah skor untuk tiap-tiap item.
2.      tidak boleh melihat identitas jawaban.
3.      memeriksa jawaban anak-anak secara item demi item.
Teknik Pengoreksian atau Pemeriksaan terhadap Tes Lesan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memeriksa (dan kemudian menilai) dalam tes lesan:
1.      Kelengkapan jawaban yang diberikan testee.
2.      Kelancaran testee dalam menjawab.
3.      Ketepatan jawaban yang diberikan testee
4.      Kemampuan testee dalam mempertahankan jawaban. Artinya apakah testee menjawab dengan yakin atau tidak.
5.      Berapa persen testee mampu menjawab pertanyaan yang sukar, sedang dan mudah.
Teknik Pengoreksian dan Pemeriksaan terhadap Tes Perbuatan
Pada tes perbuatan ini tester harus telah menyediakan daftar tindakan yang harus diamati (kemudian dinilai) yang mana masing-masing tindakan tersebut disertai dengan skor. Contoh pengamatan dalam shalat:
No.
Unsur yang diamati (dinilai)
Skor
1
2
3
4
5
1
2
3
4
Takbir
Rukuk dan bacaannya
I’tidal dan bacaannya
Sujud dan bacaannya
dan seterusnya







Kunci jawaban dan kunci skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu pokok-pokok jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian, maka akan mempermudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.
Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian. Jawaban yang kita peroleh akan sangat beragam, berbeda dari satu siswa ke siswa lain. Langkah-langkah untuk menentukan standar jawaban:
1)      Membaca jawaban pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban. Dengan membaca seluruh jawaban, kita dapat memperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikan siswa secara keseluruhan.
2)      Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. misalnya jika jawabannya lengkap diberi angka 5, kurang sedikit diberi angka 4, begitu seterusnya sampai kepada jawaban yang paling minim jika jawabannya meleset sama sekali.
3)      Memberikan angka bagi soal pertama.
4)      Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilajutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
5)      Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes ketiga, keempat, dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
6)      Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk tes bentuk uraian.